Monday, September 03, 2007

Kampanye Waspada Flu Burung

Kampanye Kilat oleh Gabungan beberapa Hotel Kawasan Timur Bali


Di bulan Agustus 2007 pulau Bali tersentak dengan berita di media lokal yang melaporkan adanya pasien suspect Flu Burung di RSU Sanglah sebagai rumah sakit terbesar di Bali. Betapa tidak, penyakit yang dulu terkenal dengan sebutan SARS ini sangat mengkawatirkan semua pihak. Yang terbayang dalam benak kita tentu tantangan yang dihapadi oleh dunia periwisata yang baru berangsur - angsur pulih dari bayangan serangan teroris.

Flu Burung bukanlah penyakit yang baru bagi orang tua kita di jaman dulu. Flu Burung oleh orang Bali dahulu disebut Grubug. Penyakit ini menyerang Pernafasan Unggas sehingga dahulu sering membuat ayam peliharaan satu desa atau beberapa desa mati mendadak.

Penyakit ini dahulu bukanlah penyakit yang sangat ditakuti seperti sekarang. Karena pada saat itu Flu Burung hanya menyerang Unggas dan tidak pernah bisa menjangkiti manusia. Namun sejak tahun 2002 dimana di Hingkong penyakit ini mulai menjangkiti manusian secara hebat. Yang lebih membelalakan mata adalah tenyata Virus H5N1 yang merupakan penyebab penyakit ini sudah bisa bermutasi dari Unggas ke manusia. Penyakit Flu Burung akhirnya bisa merengut nyawa manusia secara cepat.
Bali sangat khawatir akan merebaknya penyakit ini karena issue ini sagnat sensitif bagi pariwisata. Semakin banyak jatuh korban dan tersiar di media International maka Pariwisata sebagai industri satu - satunya di Bali akan kembali memasuki masa sulit.
Oleh karena itu BHA mengundang semua organisasi profesi termasuk IHKA untuk berbuat sesuatu untuk demi pulau kita tercinta ini. IHKA sendiri akhirnya memutuskan untuk mencetak tamplate waspada Flu Burung lalu menyebarkannnya ke sekolah - sekolah dan aparat desa. Hal ini dilakukan supaya masyarakat luas mengetahui apa itu flu burung, cara menanggulanginya dan cara menghindarinya. Sekolah Dasar menjadi sasaran dengan harapan mereka bisa menyebarkan informasi itu ke orang tua mereka, saudara mereka dan tetangga mereka. Dengan demikian kita berharap semua komponen masyarakat menjadi lebih waspada dan bisa mengurangi penyebaran penyakit ini.

Kampanye kilat "Waspada Flu Burung" ini bukan hanya dilakukan dengan cara menyebar tamplate tetapi langsung terjun ke desa dan sekolah di mana terjadi kematian unggas yang secara mendadak.


Desa Selumbung, Kecamatan Manggis, karangasem merupakan sasaran pertama yang dikunjungi pada tanggal 29 Agustus 2007 oleh team gabungan hotel Amankila, Alila, Rama Ocean dan Cabdi Cottange. Hal ini dilakukan karena dilaporkan adanya kematian ayam penduduk secara mendadak dan dalam jumlah yang cukup besar. Di desa ini siswa dari 3 sekolah dasar dikumpulkan di balai desa dan diberikan ceramah tentang bahaya Flu Burung, Cara mengenali dan cara menghidarinya. 3 sekolah tersebut adalah SD 1 Selumbung, SD 2 Selumbung, dan SD 3 Selumbung.

Bapak Wayan Suastika dari Alila dan Ketut Gunartha yang juga sekretaris IHKA Bali memberikan bimbingan kepada siswa, guru dan aparat desa. Acara ini juga dihadiri oleh Dimas peternakan Karangasem, Dinas pendidikan Karangasem dan Bimas kecamatan manggis.

Yang membesarkan hati adalah antusias para siswa untuk mengetahui lebih mendalam tentang flu burung dan berjanji akan menyebarkan apa yang mereka tahu tentang wabah ini. Selain Penyuluhan kegiatan kampanye ini juga dilanjutkan dengan penyemprotan masal ke rumah - rumah penduduk.

Desa kedua adalah Desa Ngis yang dikunjungi yang jga berlokasi di desa Manggis Karangasem. Di desa ini siswa dari 3 sekolah dasar di kumpulkan di SD 1 Ngis untuk diberikan penyluhan waspada Flu Burung. Sekolah etrsebut adalah SD 1 Ngis, SD 2 Ngis, dan SD 3 Ngis. Nampaknya para siswa sangat tekun dan bersemanagt membahas topik yang sedang dibicarakan karena isu ini sedang hangat di desa mereka dan mereka tidak ingin terjangkiti oleh penyakit yang mengerikan itu. Kegiatan penyuluhan ini juga diakhiri dengan penyemprotan masal ke rumah - rumah penduduk.

Kita berharap apa yang kita lakukan bisa mebantu mengurangi menyebaran penyakit ini. Semakin banyak masyarakat yang mengetahui maka semakin baik. Semakin mereka tahu cara penyebaran penyakit ini maka mereka diharapkan untuk tidak melakukan sesuatu yang justru membuat masalaha menjadi semakin parah seperti membuah bangkai ayam ke sungai atau tegalan orang lain.

Kunjungan Sosial ke Karangasem


Pada hari minggu 2 September 2007 BPD IHKA Bali kembali mengadakan kunjungan sosial ke kabupaten Karangsem. Hal ini membuktikan keperdulian organisasi kita kepada saudara kita yang kurang beruntung tidak pernah surut.

Di desa yang berlokasi dekat Taman Ujung ini ada tiga keluarga yang kita kunjungi dan berikan bantuan. Terletak di tengah tegalan ada seorang lelaki tua yang hidup sendirian tanpa sanak saudara. Hidup hanya dengan mengandalkan hasil ladang tentu tidaklah mencukup untuk bisa hidup layak. Bantuan para dermawan sangat diharapkan oleh lelaki tua ini. Kedatangan rombongan IHKA Bali untuk memberikan bantuan berupa sembako dan uang disambut dengan gembira dan ucapan terima kasih yang tulus.


Dengan menelusuri jalan setapak berliku disisi parit kemudian kita mengunjungi seorang yang menderita lumpuh. Gubuknya juga berlokasi di tengah tegalan. Lumpuh sejak tahun 80-an lelaki tua ini hanya ditemani oleh istri tanpa ada anak. Disini kita juga memberikan bantuan berupa sembako, pakaian dan uang tunai. Bantuan kita ini diterima dengan haru dan ucapan terima kasih yang amat dalam

Yang terakhir kita temui adalah seorang wanita tua yang hidup sendirian di sebuah gubuk yang juga berlokasi di tengah tegalan. Wanita yang tidak menikah sepanjang hidupnya ini menghabiskan harinya dengan berladang tanpa ada sanak saudara. Kepadanya juga kita serahkan sembako, pakaian dan uang tunai. Dari raut wajah wanita ini terp[ancar rasa haru dan berterima ksih sekali dengan batuan yang kita berikan.


Pejalanan kunjungan sosial kita ini menambah tekad kami untuk selalu berbuat apa yang bisa kami lakukan untuk saudara kita yang sangat membutuhkan bantuan. Karena semakin sering kami melakukan kegiatan ini, ternyata kami mengetahui masih banyak orang yang ada dalam kesusahan yang perlu kita bantu. Kami meyakini bahwa apa yang kami lakukan adalah bagian dari Yadnya. Sebuah Yadnya tidak akan pernah sia - sia.